Sabtu, 11 Mei 2013


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang.

Didalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari terdapat nilai dan norma yang berlaku secara umum yang harus kita hormati dan jalankan sebagai warga masyarakat yang baik, kemudian hikum pun ada untuk mengatur warga masyarakatnya secara paksa untuk mengendalikan setiap manusia yang ada di masyarakat.
Dalam keadaan tertentu kita terkadang sulit untuk mengendalikan diri sendiri, dan sering kali membuat kita ingun marah dan berontak terhadap sesuatu yang membuat kita marah, Semua itu timbul karena emosi.
                                                                         
Perasaan yang timbul dalam diri kita sendiri secara alami bisa berupa amarah, sedih, benci, cinta, bosan, dan suatu hal yang merupakan efek atau respon yang terjadi dari sesuatu yang kita alami, itulah yang di sebut emosi.
Berbicara soal emosi,merupakan kemampuan manusia untuk memotivasi diri sendiri, bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati, mengatur suasana hati, dan mampu mengendalikan stress keadaan yang melanda kita.

B.     Rumusan Masalah.

1.      Apa pengertian mengendalikan diri ?
2.      Bagaimana sikap dan perilaku mengendalikan diri ?
3.      Apa saja jenis pengendalian diri ?
4.      Apa saja sistem pengendalian diri ?
5.      Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi pengendalian diri ?
6.      Bagaimana cara mengendalikan diri ?
7.      Apa saja manfaat pengendalian diri ?

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Mengendalikan Diri. 

Pengendalian diri merupakan suatu keinginan dan kemampuan dalam menggapai kehidupan yang selaras, serari dan seimbang pada hak dan kewajibannya sebagai individu dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Pengertian yang selaras, serasi, dan seimbang dalam pengendalian diri :

v  Serasi adalah kesesuaian / kesamaan antar semua usur pendukung agar menghasilkan keterpaduan yang utuh.
v  Seimbang adalah jumlah yang sama besar antara hak dan kewajiban.
v  Selaras adalah suatu hubungan baik yang dapat menciptakan ketentraman lahir dan batin.


Pada dasarnya orang yang mampu mengendalikan diri dengan baik akan :


v Menjadi pengambil keputusan yang baik, karena tidak mudah terpengaruh oleh dorongan emosi sesaat.
v Membangun hubungan yamg harmonis dalam lingkungan kerja dan sosialnya.
v Menjalankan tugas dan perannya lebih baik karena ketenangan dan kematangan mereka.
v Mendapatkan hasil yang lebih baik karena kemampuan mereka mengelola proses

B.     Sikap dan Perilaku Pengendalian Diri.
Ada beberapa contoh sikap perilaku pengendalian diri :

1.      Dalam keluarga.
Ø  Hidup selalu sederhana tanpa adanya konflik tentang kekayaan atau kelebihannya.
Ø  Tidak mengganggu ketentraman anggota keluarga lain.
Ø  Tunduk dan taat terhadap aturan serta perintah orang tua.

2.      Dalam Masyarakat.
Ø  Lebih banyak mencari teman dan membenci permusuhan.
Ø  Saling menghormati dan menghargai orang lain.
Ø  Mengutamakan kepentingan bersama dari pada kepentingan pribadi.
Ø  Mengikuti segala aturan yang berlaku dalam masyarakat.

3.      Dalam lingkungan sekolah dan kampus.
Ø  Patuh dan taat pada peraturan di sekolah.
Ø  Menghormati dan menghargai teman, guru, karyawan.
Ø  Berani mengatakan tidak pada ajaran dan paksaan tawuran pelajar / tawuran mahasiswa.




C.    Jenis Pengendalian Diri
Ada beberapa jenis dalam mengendalikan diri :
1.      Pengendalian diri melalui kemoralan ( Sila-samvara )
Berarti mengontrol kata-kata dan perbuatan sesuai dengan peraturan atau disiplin masyarakat dan kelompok.
2.      Pengendalian diri melalui perhatian ( Sati-samvara )
Berarti sadar.


Lima jenis pengendalian diri :

  1. Pengendalian diri melalui kemoralan (Sila-samvara)
 mengontrol kata-kata dan perbuatan sesuai dengan peraturan atau disiplin       masyarakat atau berkelompok.
  1. Pengendalian diri melalui perhatian (Sati-samvara)
berarti sadar, tidak dibawa oleh keserakahan atau kebencian pada saat melihat, mendengar, mencium, mengecap, menyentuh atau berpikir. Sadar sebelum dan sewaktu berpikir, berbicara dan berbuat, tidak lengah dalam saat-saat apapun, adalah segi lain dari pengendalian melalui perhatian
  1. Pengendalian diri melalui pandangan terang (Nana-samvara)
berarti merenungkan hakekat dari empat kebutuhan-kebutuhan hidup (pakaian, makanan, tempat tinggal, obat-obatan) dan tujuan sesungguhnya dalam menggunakan mereka, tidak terseret oleh keinginan serakah. Menggunakan atau menempatkan pandangan terang yang telah dicapai sewaktu berhubungan dengan orang-orang atau sewaktu menghadapi persoalan adalah arti dari bentuk pengendalian diri ini juga.
  1. Pengendalian diri melalui kesadaran (khanti-samvara)
 Memiliki kesabaran pada saat menghadapi kelaparan, sakit, kesukaran-kesukaran, gangguan-gangguan (seperti gangguan-gangguan dari serangga-serangga) hinaan-hinaan dan pengalaman-pengalaman lain yang tidak menyenangkan adalah arti yang dimaksudkan dengan pengendalian diri melalui kesabaran.
  1. Pengendalian diri melalui usaha atau semangat (Viriya-samvara)
Pengendalian diri melalui usaha berarti menghilangkan pikiran-pikiran jahat. Itu dapat juga ditujukan pada empat rangkaian praktek usaha-usaha : memupuk kebaikan yang telah ada, mengembangkan kebaikan baru yang belum dimiliki, meninggalkan keburukan yang telah dimiliki dan mencegah timbulnya keburukan.


D.     Sistem Pengendalian Diri.

Di dalam diri setiap manusia sebenarnya ada sistem self regulation itu. Namun yang membedakan antara mereka yang berhasil dan yang tidak adalah proses yang membentuk self regulation itu sendiri. Pada waktu seseorang mampu mengembangkan kemampuan self regulation dengan baik maka pencapaian sasaran dapat dicapai dengan baik pula dan sebaliknya. Kemampuan self regulation dapat dekembangkan melalui tiga fase yang terjadi dalam proses self regulation.

Proses self regulation menurut ilmu sosial kognitif digambarkan dalam tiga fase :

v  Fase Forethought ( berfikir sebelum bertindak ).
Fase ini menentukan proses yang harus dilakukan dan hasil ada hasil yang di inginkan, seseorang dengan sistem kendali yang baik selalu memikirkan tindakannya terlebih dahulu.

v  Fase Performance ( berfikir selama bertindak ).
Meliputi proses yang terjadi selama seseorang bertindak dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada fase sebelumnya. Sistem   kendali diri yang baik selalu terjaga selama proses tindakan ini dan memberikan masukan yang diperlukan.

v  Fase Self regulation ( perenungan setelah tindakan ).
Fase ini meliputi proses yang terjadi setelah seseorang melakukan upaya dan pengaruh dari respon terhadap pengalamannya yang kemudian akan memberikan pengaruh pada fase forethought selanjutnya.

Ketiga fase tersebut akan membentuk suatu siklus. Penyesuaian seperti itu diperlukan faktor-faktor personal, tingkah laku dan lingkungan secara konsisten berubah selama proses belajar dan berperilaku.

  1. Faktor – faktor Mengendalikan Diri.
1.      Usia.
Grinder ( 1978 ), berpendapat bahwa mengendalikan pada masa anak-anak akan mengalami peninjauan kembali ketika individu memasuki masa dewasa. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa mengendaliakn diri dipengaruhi oleh meningkatnya faktor usia. Pendapat tersebut diperkuat oleh hasil penelitiannya, Thompson ( dalam Partosuwido,1992 ) yang menunjukkan bahwa nilai pengendalian diri secara umum berkembang sesuai dengan semakin bertambahnya tingkat usia.
2.      Tingkat Pendidikan.
Pengetahuan merupakan bagian dari suatu kajian lebih luas dan diyakini sebagai pengalaman yang sangat berarti bagi diri seseorang dalam proses pembentukan mengendalikan diri. Pengetahuan dalam diri seorang individu tidak dapat datang begitu saja dan diperlukan suatu proses belajar atau adanya suatu mekanisme pendidikan tertentu untuk mendapatkan pengetahuan yang baik, sehingga kemampuan kognitif seorang individu dapat dengan sendirinya meningkat.
3.      Lingkungan.
Shavelson & Roger ( 1982 ) berpendapat bahwa mengendalikan diri terbentuk dan berkembang berdasarkan pengalaman dan interpretasi dari lingkungan, terutama dipengaruhi oleh penguatan-penguatan, penilaian orang lain, dan atribut seseorang bagi tingkah laku.

  1. Cara untuk Mengendalikan Diri.
Cara 1 :
1.      Mengenali diri kita sendiri dan mengidentifikasikan apa yang sesungguhnya anda rasakan. Setiap kali suatu emosi tertentu muncul dalam pikiran anda.
2.      Menahan dampak dari emosi yang timbul dari diri kita sendiri apakah itu berdampak negatif atau positif, jika kita dapat memahami dampak dari emosi yang timbul itu maka kita mengetahui apa yang akan terjadi dari emosi yang ada tersebut.
3.      Tenangkan dan buang emosi negatif yang timbul dan berfikirlah secara dan lebih berfikir ke dampak dari pelampiasan emosi negatif  itu sendiri.
4.      Berpikirlah dari sudut orang yang tertekan dampak dari emosi dan ego kita dan kita secara dingin untuk mengenai.
5.      Berusaha mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini bahwa kita bisa berhasil menangani emosi ini sebelumnya dan bergembira kita mengambil tindakan untuk menanganinya.
6.      Lakukan terus dan ingatlah kegagalan adalah pengalaman terbaik di mana kita bisa belajar untuk menutupi kekurangan yang ada dalam kita sendiri dan itu adalah kemampuan kita dalam mengelola emosi.

Cara 2 :
1.      Tidak suka mengolok-ngolok dan berbentuk sangka terhadap orang lain.
2.      Tidak iri dan dengki.
3.      Tidak sombong.
4.      Tidak kikir dan pelit.
5.      Tidak tamak.
6.      Tidak menfitnah.
7.      Tidak melakukan kejahatan.
8.      Ikhlas.
9.      Sabar.
10.  Suka berkorban.
11.  Pandai Bersyukur.
12.  Mau bertobat dan mengadakan perbaikan.
13.  Mampu mengendalikan hawa nafsu.

  1. Manfaat Mengendalikan Diri.
Manfaat yang di peroleh dari keberhasilan seseorang dalam mengendaliandirinya dengan baik, antara lain :
1.      Akan meningkatkan sifat lebih sabar, bersyukur , dapat meningkatkan komunikasi positif dilingkungan masyarakat sehingga di peroleh suasana tenang.
2.      Akan lebih dapat menimbangkan pencukupan kebutuhan hidup yang sesuai dengan kemampuan diri dan meningkatkan rasa syukur atas nikmat yang di berikan pada Tuhan kepada-Nya.
3.      Dapat mengurangi rasa gelisah, cemas, iri dan tidak puas yang dapat terjadi pada semua tingkatan.


BAB III
PENUTUP
  1. Simpulan.

 Jadi menurut pengertian di atas pengendalian diri adalah perasaan yang timbul dalam diri kita sendiri secara alami bisa berupa amarah, sedih, benci, cinta, bosan, dan suatu hal yang merupakan efek atau respon yang terjadi dari sesuatu yang kita alami, itulah yang di sebut emosi.

Manfaat mengendalikan diri itu sendiri dapat meningkatkan komunikasi yang positif di lingkungan masyarakat, dapat pula menimbangkan pencukupan kebutuhan hidup yang sesuai dengan kemampuan diri, serta dapat mengurangi rasa gelisah dan tidak puas yang mungkin dapat terjadi pada semua tingkatan.

Dari beberapa pengertian diatas ada beberapa cara untuk mengendalikan diri, seperti tidak iri,tidak sombong, sabar, ikhlas, mampu mengendalikan hawa nafsu, dan selalu bersyukur.
                                   

3 komentar:

  1. maksih udah memberikan informasi tentang pengendalian diri ..
    aku bisa tahu manfaat mengendalikan diri

    BalasHapus
  2. bagus banget, jadi kita bisa mengendalikan diri ketika marah

    BalasHapus
  3. pengendalian dirine umi....hahahaha

    BalasHapus