BAB I
PENDAHULUA
A. Latar
Belakang.
Setiap insan yang hidup di
dunia ini pasti mengimpikan untuk memiliki sebuah keluaga yang bahagia dan
harmonis, akan tetapi ada juga sebuah keluarga yang saling membenci dan
berantakan. Setiap keluarga selalu mendambakan terciptanya
keluarga bahagia dan tidak jarang setiap keluarga mengusahakan kebahagiaan
dengan berbagai jalan dan upaya. Bahkan mereka menempa anak-anaknya agar
mampumempersiapkan diri dalam membentuk kehidupan dalam berkeluarga yang
bahagia, sesuai dengan apa yang didambakan orang tuanya.
B.
Rumusan Masalah.
1. Pengertian Keluarga Bahagia ?
2. Cirri – cirri Keluarga Bahagia ?
3. Faktor – faktor penentu kebahagiaan rumah tangga ?
4. Kendala – kendala dalam Mencapai Kebahagiaan Keluarga
?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Keluarga Bahagia.
Keluarga
bahagia adalah identik dengan keluarga yang harmonis sangat menentukan untuk
menciptakan lingkungan yang baik dalam suasana kekeluargaan dan menjadi pusat
ketenangan hidup (Bambang, 2000 :52).
Keluarga bahagia adalah keluarga yang dibina atas
perkawinan yang sah, maupun yang selalu diliputi rasa kasih sayang antara
anggota keluarga dan lingkungannya dengan selaras, serasi, dan setia.
Dalam sebuah keluarga setiap orang pasti ingin
memiliki Keluarga bahagia dan sejahtera. Maka kata bahagia selalu dikaitkan
dengan aspek psikologis dan perasaan yang paling dalam, sementara sejahtera
dikaitakan dengan keluarga yang cukup dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Sebuah
keluarga belum disebut bahagia jika hanya berkecukupan harta benda, namun tidak
menikmati suasana batin yang baik.
B.
Cirri – cirri Keluarga Bahagia.
Keluarga yang saling menyayangi dan merindukan, sang
ayah menyayangi, mencintai, dan merindukan anak dan ibunya dari anak – anaknya,
lalu sang ibu menyayangi, mencintai, dan merindukan anak – anaknya dan ayahnya,
kemudian sang anak pun demikian.
Menurut Danuri ( 1999:19 ), cirri – cirri keluarga
bahagia diantaranya :
1. Adanya ketenangan jiwa dengan selalu bertaqwa kepada
Allah SWT.
2. Hubungan yang harmonis antara individu dengan individu
lain dalam keluarga dan masyarakat.
3. Terjamin kesejahteraan jasmani, rohani, dan sosial.
4. Cukup sandang, pangan, dan papan.
5. Adanya jaminan hokum terutama hak azasi manusia.
6. Tersedianya pendidikan yang wajar.
7. Ada jaminan dihari tua agar masa depan tidak
terlantar.
8. Tersedianya pelayanan rekreasi yang wajar.
C.
Faktor-faktor penentu kebahagian dalam rumah tangga.
Untuk menciptakan keluarga yang bahagia menurut (
Singgih D. Gunarsa dan Yulia Singgih D. Gunarsa. Psikologi untuk keluarga,
(Jakarta: Gunung Mulia. 1986), hal 42-44) :
1. Perhatian.
Yaitu menaruh hati pada seluruh anggota keluarga
sebagai dasar utama hubungan baik antar anggota keluarga. Baik pada
perkembangan keluarga dengan memperhatikan peristiwa dalam keluarga, dan mencari
sebab akibat permasalahan, juga terhadap perubahan pada setiap anggotanya.
2. Pengetahuan.
Untuk memperluas wawasan sangat dibutuhkan dalam
menjalani kehidupan keluarga. Sangat perlu untuk mengetahui anggota
keluarganya, yaitu setiap perubahan dalam keluarga,agar kejadian yang kurang
diinginkan kelak dapat diantisipasi.
3. Pengenalan terhadap semua anggota keluarga.
Hal ini berarti pengenalan terhadap diri sendiri dan
pengenalan diri sendiri yang baik penting untuk memupuk pengertian –
pengertian.
4. Bila pengenalan diri sendiri telah tercapai maka akan
lebih mudah tahu semua kejadian dan peristiwa yang terjadi dalam keluarga. Masalah
akan lebih mudah diatasi, karena banyaknya latar belakang lebih cepat terungkap
dan teratasi, pengertian yang berkembang akibat pengetahuan tadi akan
mengurangi kemelut dalam keluarga.
5. Sikap menerima.
Langkah lanjutan dari sikap pengrtian adalah sikap
menerima, yang berarti dengan segala kelemahan, kekurangan, dan kelebihannya,
ia seharusnya tetap mendapatkan tempat dalam keluarga.
6. Peningkatan usaha.
Dalam peningkatan usaha, pastilah kita tahu bahwa
dalam keluarga tidak hanya bisa menerima satu sama lain dalam pasangan saja.
Sering terjadi adanya suatu problem dalam keluarga karena adanya usaha-usaha
yang masih tetap. Peningkatan keluarga bisa dilakukan yaitu dengan
mengembangkan setiap aspek keluarganya secara optimal, misalnya dalam
komunikasi, hasil pendapatan, dan aspek fisiologis seperti seks. Hal – hal
tersebut dilakukan agar terciptanya perubahan-perubahan yang positif dalam
keluarga untuk mencapai perkembangan keluarga bahagia kearah yang lebih baik.
D. Kendala –
kendala dalam mencapai Kebahagiaan keluarga.
Ada beberapa kendala dalam mencapai kebahagiaan keluarga,
yaitu :
1.
Hubungan antara
suami istri yang tidak harmonis.
2.
Adanya sikap
acuh tak acuh terhadap anggota keluarga.
3.
Tidak adanya
suatu usaha untuk peningkatan kualitas hidup.
4.
Sikap tidak
saling menerima.
5.
Tidak pengertian.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan.
Keluarga bahagia adalah identik dengan keluarga yang harmonis
sangat menentukan untuk menciptakan lingkungan yang baik dalam suasana
kekeluargaan dan menjadi pusat ketenangan hidup (Bambang, 2000 :52).
Cirri – cirri keluarga bahagia menurut Danuri
yaitu adanya ketenangan dalam jiwa, hubungan yang harmonis, kesejahteraan
jasmani dan rohani, dll.
Faktor
penentu kebahagiaan rumah tangga, Perhatian,
Pengetahuan, Pengenalan terhadap semua anggota keluarga, Pengenalan diri
sendiri, Sikap menerima, Peningkatan usaha.
DAFTAR PUSTAKA
bahagia banget...sip lah...your oke
BalasHapus