Sabtu, 11 Mei 2013


BAB I
PENDAHULUAN


A.   Latar Belakang
                 
            Kehidupan seseorang yang secara emosional sering dipenuhi dengan ketakutan dan konflik, tidak begitu menaruh minat terhadap sekelilingnya, ada kemungkinan juga bias mengalami perasaan putus asa yang lebih menjengkelkan yang secara fisik merasakan depresi berat . bagaimanapun juga msih ada yang mengalahkan perasaan itu dan masih punya harapan untuk sembuh.

            Perasaan negative seperti kesedihan,kekhawatiran, dan frustasi merupakan perasaan yang umum dirasakan banyak orang. Merupakan satu hal yang wajar apabila merasakan kecewa setelah mengalami kegagalan,sedih, perpisahan atau kahilangan.
Perasaan tersebut adalah hal yang wajar dalam beberapa kejadian,perasaan tersebut juga bisa mebuat kita tahu tentang kelamahan kita.  Terkadang pengalaman yang muncul dari kondisi negatif dalam hidup kita memberikan keberanian dan kemauan untuk mengubah hidup kita serta kekuatan untuk menangani depresi dan situasi negatif lainnya di masa yang akan datang.

BAB II
LANDASAN  TEORI


A.    Sebab akibat Depresi.
Depresi dapat timbul karena beberapa faktor, baik faktor dari dalam maupun dari luar individu. Menurut Abraham (dalam Meyer, 1984 : 165), keadaan depresi didominasi oleh perasaan kehilangan, rasa bersalah dan ada perasaan ambivalen antara cinta dan benci. Ambivalensi dari depresi ada dua, yaitu :
a. Marah dan benci terhadap objek cinta yang hilang kerena persepsi tentang dirinya yang ditinggalkan atau ditolak.
b. Rasa bersalah karena keyakinannya bahwa dirinya telah gagal merespon secara tepat dan sesuai terhadap objek cinta yang hilang.
Jadi depresi terjadi karena hilangnya objek eksternal yang bernilai tinggi bagi individu tersebut. Kehilangan didefinisikan sebagai kehilangan objek cinta utama, yaitu sesorang, sesuatu atau aktifitas.
Depresi menurut teori kognitif disebabkan oleh adanya bentuk-bentuk pemikiran yang tidak logis. Individu yang depresi cenderung berpikir dengan cara yang menyimpang dan penyimpangan ini menimbulkan masalah baru dan memperburuk keadaan yang ada serta meningkatkan perputaran yang memyebabkan depresi. Hal ini dipertegas oleh Ellis (dalam Meyer, 1984 : 187) yang mengatakan bahwa cara individu memandang dan berpikir tentang dirinya sendiri akan menimbulkan gangguan tertentu seperti depresi.





B.     Aspek – aspek Depresi.
Beck ( dalam Nanik Afida dkk, 2000:181 ) menjelaskan depresi memiliki beberapa aspek, yaitu :
1.      Aspek yang dimanifestasikan secara emosional.

a.       Perasaan kesal atau patah hati (dejected mood) : perasaan ini menggambarkan keadaan sedih, bosan, dan kesepian yang di alami individu. Keadaan ini bervariasi dri kesedihan sesaat hingga kesedihan yang terus menerus.

b.       Perasaan negatif terhadap diri sendiri : perasaan ini mungkin berhubungan dengan perasaan sedih yang di jelaskan diatas, hanya bedanya perasaan ini khusus ditunjukkan kepada diri sendiri.
c.       Hilangnya rasa puas : kehilangan kepuasan atas apa yang dilakukan. Perasaan ini dapat terjadi pada setiap kegiatan yang dilakukan termasuk hubungan psikososial, seperti aktivitas yang menurut adanya suatu tanggung jawab.
d.      Hilangnya keterlibatan emosional dalam melakukan pekerjaan atau hubungan dengan orang lain, keadaan ini biasanya disertai dengan hilangnya kepuasaan diatas. Kurangnya perhatian atau rasa keterlibatan emosi terhadap orang lain.
e.       Kecenderungan untuk menangis diluar kemauan : gejala ini yang banyak dialami penderita depresi, khususnya wanita. Bahkan ada juga yang selama bertahun-tahun tidak menangis, merasa ingin menangis tetapi tidak dapat menangis.
f.       Hilangnya respon terhadap humor : dalam hal ini penderita tidak kehilangan kemampuan untuk mempersepsi lelucon, namun kesulitannya terletak pada kemampuan penderita untuk merespon humor tersebut dengan cara yang wajar. Penderita tidak terhibur, tertawa atau puas apabila mendengar lelucon.
2.      Aspek depresi yang dimanifestasikan secara kognitif.
a.        Rendahnya evaluasi diri : hal ini tampak dari bagaimana penderita memandang dirinya. Biasanya mereka menganggap rendah ciri - ciri yang sebenarnya penting, seperti kemampuan prestasi, intelegensi, kesehatan, kekuatan, daya tarik, popularitas, dan sumber keuangannya.
b.      Citra tubuh yang terdistorsi : hal ini lebih sering terjadi pada wanita. Mereka merasa dirinya jelek dan tidak menarik.
c.        Harapan yang negatif : penderita mengharapkan hal - hal yang terburuk dan menolak uasaha terapi yang dilakukan.
d.       Menyalahkan dan mengkritik diri sendiri : hal ini muncul dalam bentuk anggapan penderita bahwa dirinya sebagai penyebab segala kesalahan dan cenderung mengkritik dirinya untuk segala kekurangannya.
e.       Keragu-raguan dalam mengambil keputusan : ini merupakan karakteristik depresi yang biasanya menjengkelkan orang lain ataupun diri penderita. Penderita sulit untuk mengambil keputusan, memilih alternatif yang ada, dan mengubah keputusan.

3.      Aspek yang dimanifestasikan secara motivasional : meliputi pengalaman yang disadari penderita, yaitu tentang usaha, dorongan, dan keinginan. Ciri utamanya adalah sifat regresif motivasi penderita, penderita tampaknya menarik diri dari aktifitas yang menuntut adanya suatu tanggung jawab, inisiatif bertindak atau adanya energi yang kuat.

4.      Aspek depresi yang muncul sebagai gangguan fisik meliputi kehilangan nafsu makan, gangguan tidur, kehilangan libido, dan kelelahan yang sangat.


Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek depresi adalah gejala depresi yang dapat dimanifestasikan secara emosional, kognitif, motivasional, fisik dan pencernaan, raut wajah sedih, retardasi, dan agitasi. Gejala yang dimanifestasikan secara emosional terdiri dari perasaan kesal atau patah hati, perasaan negatif terhadap dirinya, hilangnya rasa puas, hilangnya keterlibatan emosional,kecenderungan untuk menangis diluar kemauan, dan hilangnya respon terhadap humor. Sedangkan gejala yang dimanifestasikan secara kognitif meliputi sikap menyimpang penderita, baik terhadap diri, pengalaman, dan masa depannya. Gejala yang dimanifestasikan secara motivasional meliputi pengalaman yang disadari penderita, yaitu tentang usaha, dorongan, dan keinginan , sedangkan gejala yang muncul sebagai gangguan fisik apabila terjadi gangguan saraf otonom dan hipotalamus.

C.     Macam – macam Depresi.
Depresi sendiri itu memiliki 3 macam yang setiap orang beda-beda dalam menghadapi depresi, yaitu :
1.      Depresi Ringan.
Depresi ringan umumnya dihadapi banyak orang dan gejalanya pun tidak terlalu banyak, biasanya hanya berlangsung 2 minggu. Orang yang mengalami depresi ringan, masih mampu menghadapi kesulitan dan melakukan berbagai aktivitas.

2.      Depresi Sedang.
Depresi sedang tanda- tandanya tidak mempunyai gejala dan umumnya hampir sama dengan depresi ringan.

3.      Depresi Berat.
Depresi berat dibagi menjadi 2 bagian yaitu depresi berat tanpa gejala psikotik dan depresi berat dengan gejala psikotik. Pada jenis yang pertama orang yang depresi mempunyai gejala yang jauh lebih bnyak, terkadang ia sudah malas untuk berkomunikasi bahkan sudah tidak bisa melakukan kegiatan sosial dan pekerjaan yang lainnya.





D.    Efek dari Depresi.
Efek dari seseorang yang mengalami depresi itu bisa dilihat dari kondisi fisiknya, yaitu :
1.      Pusing, gejala ini banyak ditemui pada orang yang mengalami depresi. Jika anda memiliki migren, biasanya akan sering kumat jika rasa depresi itu muncul.
2.      Sakit di pinggang, akan terasa amat tegang dan sakit berkepanjangan ketika rasa depresi itu menyerang.
3.      Rasa sakit di otot dan persendian, depresi bisa memperburuk sakit kronis.
4.      Sakit di dada, harus cek oleh ahlinya karena sakit di dada bisa jadi merujuk ke sakit jantung. Namun, sakit di bagian dada juga bisa terasosiasi dengan depresi.
5.      Masalah pencernaan, rasa mual dan pening bisa juga diikuti diare, atau sembelit kronis akibat depresi. Ini karena segala energi dan nutrisi terserap sepenuhnya ke otak, tak tersebar dengan baik ke seluruh tubuh.
6.      Rasa lelah dan letih yang amat sangat, tak peduli berapa banyak anda tidur, tetap terasa lelah dan letih. Bangun dari tidur akan terasa sangat sulit, bahkan mustahil.
7.      Masalah tidur , kebanyakan orang dengan depresi merasa kesulitan untuk tidur. Mereka akan bangun sangat pagi atau suit tidur malam hari. Lainnya, tidur ebih banyak dari yang lainnya.
8.      Perubahan nafsu makan atau berat tubuh, beberapa orang yang mengalami depresi kehilangan nafsu makan dan kehilangan berat badannya. Sebagian lainnya, mereka memiliki rasa ingin makan satu jenis makanan yang amat sangat, seperti mengalami kenaikan berat badan.
9.      Pikiran tiba – tiba kosong, Depresi berhubungan erat dengan ketidakseimbangan zat kimiawi yang ada di otak seseorang. Beberapa zat kimia ini memiliki peran amat penting tentang bagaimana Anda merasakan sakit. Beberapa ahli menyatakan bahwa setiap orang bisa memanifestasikan depresi ini dalam kondisi fisik yang berbeda satu orang dan yang lainnya.

E.     Faktor – faktor depresi.
Dalam kasus ini depresi timbul karena individu ingin menghindari kecemasan. Jika individu manarik diri stimulus yang menyebabkan kecemasan, maka akan kehilangan dengan kontak  reinforcement sosial, dan akan timbul depresi. Kehilangan yang dimaksud adalah kehilangan objek cinta utama, seperti kehilangan pasangan hidup, anak atau teman. Hal ini menyebabkan individu tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik, sehingga tidak menutup kemungkinan individu akan yang menimbulkan depresi, yaitu :
1.      Faktor individu yang meliputi :
a.       Faktor biologis seperti genetik, proses menua secara biologis, penyakit fisik tertentu
b.       Faktor psikologis seperti kepribadian, proses menua secara psikologis. Pada kepribadian introvert akan berusaha mewujudkan tuntutan dari dalam dirinya dan keyakinannya, sedangkan kepribadian ekstrovert membentuk keseimbangan dirinya dengan menyesuaikan keinginan - keinginan dari orang lain.

2.       Faktor kejadian - kejadian hidup yang penting bagi individu
Kehilangan seseorang ataupun sesuatu dapat menimbulkan depresi. Penyakit fisik juga berhubungan dengan serangan afeksi karena penyakit merupakan ancaman terhadap daya tahan individu, terhadap kemampuan kerjanya, kemampuan meraih apa yang diinginkannya dan merupakan ancaman terhadap aktifitas motorik dan perasaan sejahtera individu.

3.       Faktor lingkungan yang meliputi faktor sosial, faktor budaya, dan faktor      lingkungan fisik.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan depresi, diantaranya adalah proses menua secara biologis, penyakit fisik, kepribadian, kehilangan orang yang dicintai, dan faktor lingkungan.



BAB III
PERMASALAHAN



A.  Pengertian Depresi

Beberapa pengertian depresi menurut para ahli sebagai berikut :
1.      Kaplan ( 2010 )
merupakan masalah terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan sedih, yang akan membawa perubahan pada pola tidur dan nafsu makan pun berkurang.konsentrasi yang terganggu mulai lelah dan muncul rasa putus asa.
2.      Maslim ( 2002 )
Suatu kondisi yang dapat di sebabkan oleh defisiensi relative salah satu atau beberapa aminergik neurotransmiter ( noradrenalin, serotonin, dopamin ) pada sinaps neuron di SSP ( terutama pada sistem limbic ).
3.      Sadock dan Sadock ( 2007 )
Suatu gangguan mood. Mood adalah perasa yang meresap dan menetap yang di almi secara internal yang memepengaruhi perilaku seseorang.

            Depresi secara umum dikondisikan dengan gejala seperti perasaan tidak bahagia yang menyita sebagian besar waktu, munculnya perasaan lelah walau tidak beraktivitas, serta hilangnya energi.
Jadi pengertian depresi sebenarnya adalah suatu perasaan tertekan yang merupakan sebuah gejala atau respons dari kondisi penyakit lain dan setres terhadap lingkungan kemudian keadaan mental yang tidak sehat dengan beberapa gejala  yang menyertai. Timbul perasaan putus asa atau tidak ada harapan maupun tidak ada yang menolong,merasa sedih selama beberapa hari bahkan hitungan minggu.

  1. Faktor-faktor  penyebab depresi.

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan depresi,sebagai berikut :

1.      Kepribadian yang rapuh.
Individu yang rentan terhadap depresi adalah individu yang tidak memiliki kepridadian yang kuat dan memiliki pengalaman hidup yang menyakitkan bahkan dalan kegagalan pekerjaan maupun dalam hubungan percintaan itulah penyebab munculnya depresi.
2.      Kemarahan yang tersembunyi.
Orang yang mengalami depresi selalu merasa di kecewakan orang lain, mereka merasakan ketidak nyamanan dalam mengekspresikan kemarahan dan takut kemarahan itu akan menyakiti orang tersebut atau merusak hubungan mereka.
Maka orang-orang yang mengalami depresi sering mengekspresikan kemarahannya kepada diri sendiri.
3.      Orang dengan berpikir negatif.
Orang-orang yang mengalami depresi selalu berfikir negative tentang diri mereka sendiri. Merasa tidak berguna dengan berpikir bahwa tidak ada yang peduli dengannya dan merasa kehidupannya tidak mengalami perubahan yang baik.



  1. Menurut Diagnostic and Statistical Manual IV- Text Revision ( American psychiatric Association ), seorang menderita gangguan depresi jika lima gejala dibawah telah ada selama periode dua minggu dan merupakan perubahan dari keadaan biasa seseorang, gejala tersebut adalah :

1.      Keadaan emosi depresi atau tertekan sebagian besar waktu dalam satu hari dan hampir setiap hari di tandai dengan sedih atau hampa kemudian dari pengamatan orang lain itu terlihat seperti ingin nangis.
2.       

Menurut Diagnostic and Statistical Manual IV - Text Revision (DSM IV-TR) (American Psychiatric Association, 2000), seseorang menderita gangguan depresi jika: A. Lima (atau lebih) gejala di bawah telah ada selama periode dua minggu dan merupakan perubahan dari keadaan biasa seseorang; sekurangnya salah satu gejala harus (1) emosi depresi atau (2) kehilangan minat atau kemampuan menikmati sesuatu.
1.      Keadaan emosi depresi/tertekan sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari, yang ditandai oleh laporan subjektif (misal: rasa sedih atau hampa) atau pengamatan orang lain (misal: terlihat seperti ingin menangis).
2.      Kehilangan minat atau rasa nikmat terhadap semua, atau hampir semua kegiatan sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain)
3.      Hilangnya berat badan yang signifikan saat tidak melakukan diet atau bertambahnya berat badan secara signifikan (misal: perubahan berat badan lebih dari 5% berat badan sebelumnya dalam satu bulan)
4.      Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari
5.      Kegelisahan atau kelambatan psikomotor hampir setiap hari (dapat diamati oleh orang lain, bukan hanya perasaan subjektif akan kegelisahan atau merasa lambat)
6.      Perasaan lelah atau kehilangan kekuatan hampir setiap hari
7.      Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak wajar (bisa merupakan delusi) hampir setiap hari
8.      Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi, atau sulit membuat keputusan, hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain)
Berulang-kali muncul pikiran akan kematian (bukan hanya takut mati), berulang-kali muncul pikiran untuk bunuh diri tanpa rencana yang jelas, atau usaha bunuh diri atau rencana yang spesifik untuk mengakhiri nyawa sendiri

  1. Gejala-gejala Terjadinya Depresi.
Ada beberapa gejala depresi yaitu :

1.      Duka yang berkepanjangan.
2.      Stamina rendah dan sering merasa letih.
3.      Berkurangnya nafsu makan.
4.      Bertambah atau berkurangnya keinginan untuk tidur.
5.      Stress,cepat marah dan frustasi.
6.      Tidak ada hasrat seksual.
7.      Tidak memiliki harapan terhadap masa depan.


  1. Penyebab Utama Depresi.

    1. Kurang Berpikir positif.

Dalam keadaan semacam ini, orang tersebut melihat lebih banyak hal buruk terhadap sesuatu, secara sadar maupun tidak sadar. Bagi orang yang berpikir negatif dan memiliki kecenderungan depresi, perubahan dalam diri seseorang tau perubahan lingkungan, yang merupakan perubahan wajar, dalam pikiran seseorang yang depresi merupakan bukti bahwa sesuatu yang buruk terjadi karena mereka.

    1. Kurangnya Rasa Percaya Diri.

Orang-orang yang depresi tidak memiliki rasa percaya diri dan mereka selalu menganggap semua yang terjadi sebagai kegagalan mereka. Bahkan kesalahan sekecil apapun mereka menganggap sebagai masalah besar dan mereka hal-hal tersebut mengurus perhatian mereka jauh lebih besar dari orang pada umumnya.


    1. Lebih memperhatikan kesalahan.
Dalam kehidupan, kita pasti melakukan kesalahan; beberapa orang membuat lebih banyak kesalahan. Orang yang menderita depresi lebih memfokuskan diri pada jumlah kesalahan yang mereka buat. Sebagai hasilnya, mereka menciptakan kesan negatif mengenai kesalahan.

    1. Merasa Tertekan karena Berbagai Kewajiban Dalam Hidup.
Dalam situasi ini, orang-orang selalu berpikir apa yang seharusnya mereka lakukan dan tidak seharusnya mereka lakukan. Hasilnya, di penghujung hari mereka terbebani oleh sejumlah komitmen. Orang-orang dengan pola pikir semacam ini mengkonsentrasikan pikiran mereka pada kepahitan dan frustrasi dan juga mempengaruhi perilaku orang-orang di sekitar mereka.

    1. Merasa Lemah.
Permasalahan bagi orang yang mengalami depresi adalah mereka merasa tidak ada satu hal pun yang bisa memuaskan mereka. Bahkan ketika mereka menyadari mereka bisa memperbaiki mood mereka, mereka tidak melakukannya. Nasihat yang mereka peroleh dari teman-teman dan keluarga dianggap tidak perlu dan tak berguna. Satu hal yang paling mereka rasakan adalah ketidakmampuan mereka untuk berharap, atau terinspirasi oleh sesuatu dan memperhatikannya.


BAB IV
PEMBAHASAN


  1. Contoh Kasus

Bapak Agung adalah seorang pengusaha yang sangat sukses. Di usianya yang ke40 tahun ini usahanya sangatlah maju, bahkan beliau bisa dikatakan sebagai pengusaha terkaya dikotanya. Bahkan diuasahanya sekarang beliau sudah mempunyai karyawan sendiri sebanyak lebih dari 100 karyawan. Memang hidup bisa diumpamakan sebagai roda yang berputar, terkadang diatas, bahkan bisa saja dibawah. Selama 5 tahun ini usaha bapak agung terbilang sangatlah sukses, bahkan beliau bisa merauk keuntungan ratusan juta rupiah.
Suatu ketika usahanya tersebut mengalami masalah, dikarenakan sekarang banyak pesaing yang lebih unggul, curang, dan bohong dalam menjalin kerjasama bersama Pak agung. Peristiwa tersebut sangat berpengaruh terhadap kinerja para karyawannya, uang gaji yang cair tidak tepat waktu dan yang semakin sedikit, membuat para karyawan itu keluar dari pekerjaannya. Satu persatu karyawannya keluar hingga akhirnya semua karyawannya pun keluar .
Usaha yang kini sudah bangkrut, uang ratusan juta yang kini sudah tidak ada, bahkan rumah yang kini sudah disita. Dan kehidupannya kini sudah mulai berubah menjadi miskin, membuat beliau sangat depresi akan hidupnya. Beliau merasa sudah tidak punya harapan lagi. Tingkat depresi yang bahkan sekarang sudah mengurangi mentalnya. Hingga akhirnya beliau selalu saja menyalahkan dirinya sendiri, mengurung diri, bahkan dia tidak mau bertemu dengan orang lain.


. B. Penyelesaian Kasus.

        Dari peristiwa diatas maka dapat dikatakan,bahwa gejala yang dialami oleh bapak agung itu termasuk dalam depresi. Dimana tingkat depresi itu termasuk dalam kategori depresi tingkat berat atau bisa juga dikatakan depresi tingkat gejala psikotik. Dalam depresi tingkat ini, maka dalam penyelesaiannya itu bisa dilakukan melalui psikoterapi . dan pada psikoterapi dapat dilakukan melalui tahap – tahap sebagai berikut :

  1. Wawancara awal.
Ø  Dikemukakan apa yang akan terjadi selama terapi berlangsung, aturan – aturan yang akan dilakukan terapi dan diharapkan dari klien, kontrak terapeutik ( tujuan, harapan, dimana, lama, keterbatasan ).
Ø  Akan diketahui apa yang menjadi masalah klien, klien menceritakan masalah yang ada, komitmen untuk mengkomunikasikan dan bekerjasama dengan klien.

  1. Proses Terapi.

Ø  Menjelaskan pengalaman klien, hubungan terapis dan klien, pengenalan sampai penjelasan.
Ø  Pengertian perasaan dan pengalaman klien.


  1. Pengertian ke tindakan.
Ø  Terapi bersama klien mengkaji dan mendiskusikan apa yang telah dipelajari klien selama terapi berlangsung, pengetahuan klien akan aplikasikanya nanti di perilaku dan kehidupan sehari – hari.

  1. Mengakhiri terapi.
Ø  Terapi dapat berakhir jika tujuan telah tercapai, klien tidak melanjutkan lagi atau terapis, tidak dapat lagi menolong kliennya
Ø  Beberapa pertemuan sebelum terapi berakhir klien diberitahu klien disiapkan untuk menjadi lebih mandiri dalam menghadapi lingkungannya nanti.


Kemudian menggunakan proses konseling, yaitu dengan cara :

1.      Melakukan pendekatan.
Melalui pendekatan keluarga atau kerabat dekatnya.
2.      Mengumpilkan data dari hasil yang diperoleh dari pendekatan tersebut.
3.      Dari pengumpulan data tersebut kemudian dapat di analisis.
4.      Konselor memberi pertanyaan tentang apa yang dipikirkan, dirasakan , dilakukan, dan keadaan fisik yang dialami untuk memahami perilaku klien secara menyeluruh dan kesadaran terhadap perilakunya tersebut.
5.      Melakukan evaluasi : klien didorong untk melakukan evaluasi terhadap perilaku yang telah dilakukan terkait dengan keinginan serta pengaruh terhadap dirinya
6.      Rencana : merumuskan rencana yang akan dicapai kedepannya dan keinginan- keinginan apa yang akan dicapai, keinginan tersebut harus masuk akal
7.      Ditidak lanjuti dengan segera.
8.      Berada dibawah kontrol klien tidak tergantung dengan orang lain.

BAB V
PENUTUP


A.    Simpulan.

Dari kasus di atas dapat disimpulkan bahwa bapak agung yang mengalami depresi tingkat berat dengan gejala psikotik. Dapat di atasi melalui psikoterapi dan konseling dengan tahapan – tahapan dan langkah – langkah yang menajdi beliau percaya diri dan dapat berkomunikasi dengan baik. Dapat membantu beliau menemukan kebahagiaan hidup yang hilang karena depresi, mengubah hidup beliau menjadi lebih baik dalam menetapkan tujuan hidup yang akan meningkatkan kualitas hidup.

2 komentar: