BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Didalam
kehidupan bermasyarakat sehari-hari terdapat nilai dan norma yang berlaku secara
umum yang harus kita hormati dan jalankan sebagai warga masyarakat yang baik,
kemudian hikum pun ada untuk mengatur warga masyarakatnya secara paksa untuk
mengendalikan setiap manusia yang ada di masyarakat.
Dalam keadaan tertentu kita
terkadang sulit untuk mengendalikan diri sendiri, dan sering kali membuat kita
ingun marah dan berontak terhadap sesuatu yang membuat kita marah, Semua itu
timbul karena emosi.
Perasaan yang timbul dalam diri kita
sendiri secara alami bisa berupa amarah, sedih, benci, cinta, bosan, dan suatu
hal yang merupakan efek atau respon yang terjadi dari sesuatu yang kita alami,
itulah yang di sebut emosi.
Berbicara soal emosi,merupakan
kemampuan manusia untuk memotivasi diri sendiri, bertahan menghadapi frustasi,
mengendalikan dorongan hati, mengatur suasana hati, dan mampu mengendalikan
stress keadaan yang melanda kita.
B. Rumusan
Masalah.
1. Apa pengertian mengendalikan diri ?
2. Bagaimana sikap dan perilaku
mengendalikan diri ?
3. Apa saja jenis pengendalian diri ?
4. Apa saja sistem pengendalian diri ?
5. Faktor – faktor apa saja yang
mempengaruhi pengendalian diri ?
6. Bagaimana cara mengendalikan diri ?
7. Apa saja manfaat pengendalian diri ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mengendalikan Diri.
Pengendalian
diri merupakan suatu keinginan dan kemampuan dalam menggapai kehidupan yang
selaras, serari dan seimbang pada hak dan kewajibannya sebagai individu dalam
kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Pengertian
yang selaras, serasi, dan seimbang dalam pengendalian diri :
v Serasi
adalah kesesuaian / kesamaan antar semua usur pendukung agar menghasilkan
keterpaduan yang utuh.
v Seimbang
adalah jumlah yang sama besar antara hak dan kewajiban.
v Selaras
adalah suatu hubungan baik yang dapat menciptakan ketentraman lahir dan batin.
Pada dasarnya orang yang mampu
mengendalikan diri dengan baik akan :
v Menjadi
pengambil keputusan yang baik, karena tidak mudah terpengaruh oleh dorongan
emosi sesaat.
v Membangun
hubungan yamg harmonis dalam lingkungan kerja dan sosialnya.
v Menjalankan
tugas dan perannya lebih baik karena ketenangan dan kematangan mereka.
v Mendapatkan
hasil yang lebih baik karena kemampuan mereka mengelola proses
B.
Sikap
dan Perilaku Pengendalian Diri.
Ada
beberapa contoh sikap perilaku pengendalian diri :
1. Dalam
keluarga.
Ø Hidup
selalu sederhana tanpa adanya konflik tentang kekayaan atau kelebihannya.
Ø Tidak
mengganggu ketentraman anggota keluarga lain.
Ø Tunduk
dan taat terhadap aturan serta perintah orang tua.
2. Dalam
Masyarakat.
Ø Lebih
banyak mencari teman dan membenci permusuhan.
Ø Saling
menghormati dan menghargai orang lain.
Ø Mengutamakan
kepentingan bersama dari pada kepentingan pribadi.
Ø Mengikuti
segala aturan yang berlaku dalam masyarakat.
3. Dalam
lingkungan sekolah dan kampus.
Ø Patuh
dan taat pada peraturan di sekolah.
Ø Menghormati
dan menghargai teman, guru, karyawan.
Ø Berani
mengatakan tidak pada ajaran dan paksaan tawuran pelajar / tawuran mahasiswa.
C. Jenis Pengendalian Diri
Ada
beberapa jenis dalam mengendalikan diri :
1. Pengendalian
diri melalui kemoralan ( Sila-samvara )
Berarti mengontrol kata-kata dan
perbuatan sesuai dengan peraturan atau disiplin masyarakat dan kelompok.
2. Pengendalian
diri melalui perhatian ( Sati-samvara )
Berarti sadar.
Lima jenis pengendalian diri :
- Pengendalian diri melalui kemoralan (Sila-samvara)
mengontrol kata-kata dan perbuatan sesuai
dengan peraturan atau disiplin masyarakat
atau berkelompok.
- Pengendalian diri melalui perhatian (Sati-samvara)
berarti sadar, tidak dibawa oleh
keserakahan atau kebencian pada saat melihat, mendengar, mencium, mengecap,
menyentuh atau berpikir. Sadar sebelum dan sewaktu berpikir, berbicara dan
berbuat, tidak lengah dalam saat-saat apapun, adalah segi lain dari
pengendalian melalui perhatian
- Pengendalian diri melalui pandangan terang (Nana-samvara)
berarti merenungkan hakekat dari
empat kebutuhan-kebutuhan hidup (pakaian, makanan, tempat tinggal, obat-obatan)
dan tujuan sesungguhnya dalam menggunakan mereka, tidak terseret oleh keinginan
serakah. Menggunakan atau menempatkan pandangan terang yang telah dicapai
sewaktu berhubungan dengan orang-orang atau sewaktu menghadapi persoalan adalah
arti dari bentuk pengendalian diri ini juga.
- Pengendalian diri melalui kesadaran (khanti-samvara)
Memiliki kesabaran pada saat
menghadapi kelaparan, sakit, kesukaran-kesukaran, gangguan-gangguan (seperti
gangguan-gangguan dari serangga-serangga) hinaan-hinaan dan
pengalaman-pengalaman lain yang tidak menyenangkan adalah arti yang dimaksudkan
dengan pengendalian diri melalui kesabaran.
- Pengendalian diri melalui usaha atau semangat (Viriya-samvara)
Pengendalian diri melalui usaha berarti menghilangkan
pikiran-pikiran jahat. Itu dapat juga ditujukan pada empat rangkaian praktek
usaha-usaha : memupuk kebaikan yang telah ada, mengembangkan kebaikan baru yang
belum dimiliki, meninggalkan keburukan yang telah dimiliki dan mencegah
timbulnya keburukan.
D.
Sistem Pengendalian Diri.
Di dalam diri setiap manusia
sebenarnya ada sistem self regulation itu. Namun yang membedakan antara mereka
yang berhasil dan yang tidak adalah proses yang membentuk self regulation itu
sendiri. Pada waktu seseorang mampu mengembangkan kemampuan self regulation
dengan baik maka pencapaian sasaran dapat dicapai dengan baik pula dan
sebaliknya. Kemampuan self regulation dapat dekembangkan melalui tiga fase yang
terjadi dalam proses self regulation.
Proses self regulation menurut ilmu
sosial kognitif digambarkan dalam tiga fase :
v Fase Forethought ( berfikir sebelum
bertindak ).
Fase
ini menentukan proses yang harus dilakukan dan hasil ada hasil yang di
inginkan, seseorang dengan sistem kendali yang baik selalu memikirkan
tindakannya terlebih dahulu.
v Fase Performance ( berfikir selama
bertindak ).
Meliputi
proses yang terjadi selama seseorang bertindak dalam upaya mencapai tujuan yang
telah ditetapkan pada fase sebelumnya. Sistem kendali
diri yang baik selalu terjaga selama proses tindakan ini dan memberikan masukan
yang diperlukan.
v Fase Self regulation ( perenungan
setelah tindakan ).
Fase
ini meliputi proses yang terjadi setelah seseorang melakukan upaya dan pengaruh
dari respon terhadap pengalamannya yang kemudian akan memberikan pengaruh pada
fase forethought selanjutnya.
Ketiga
fase tersebut akan membentuk suatu siklus. Penyesuaian seperti itu diperlukan
faktor-faktor personal, tingkah laku dan lingkungan secara konsisten berubah
selama proses belajar dan berperilaku.
- Faktor – faktor Mengendalikan Diri.
1. Usia.
Grinder
( 1978 ), berpendapat bahwa mengendalikan pada masa anak-anak akan mengalami
peninjauan kembali ketika individu memasuki masa dewasa. Berdasarkan pendapat
tersebut dapat dipahami bahwa mengendaliakn diri dipengaruhi oleh meningkatnya
faktor usia. Pendapat tersebut diperkuat oleh hasil penelitiannya, Thompson (
dalam Partosuwido,1992 ) yang menunjukkan bahwa nilai pengendalian diri secara
umum berkembang sesuai dengan semakin bertambahnya tingkat usia.
2. Tingkat
Pendidikan.
Pengetahuan
merupakan bagian dari suatu kajian lebih luas dan diyakini sebagai pengalaman
yang sangat berarti bagi diri seseorang dalam proses pembentukan mengendalikan
diri. Pengetahuan dalam diri seorang individu tidak dapat datang begitu saja
dan diperlukan suatu proses belajar atau adanya suatu mekanisme pendidikan tertentu
untuk mendapatkan pengetahuan yang baik, sehingga kemampuan kognitif seorang
individu dapat dengan sendirinya meningkat.
3. Lingkungan.
Shavelson
& Roger ( 1982 ) berpendapat bahwa mengendalikan diri terbentuk dan
berkembang berdasarkan pengalaman dan interpretasi dari lingkungan, terutama
dipengaruhi oleh penguatan-penguatan, penilaian orang lain, dan atribut
seseorang bagi tingkah laku.
- Cara untuk Mengendalikan Diri.
Cara
1 :
1. Mengenali
diri kita sendiri dan mengidentifikasikan apa yang sesungguhnya anda rasakan.
Setiap kali suatu emosi tertentu muncul dalam pikiran anda.
2. Menahan
dampak dari emosi yang timbul dari diri kita sendiri apakah itu berdampak negatif
atau positif, jika kita dapat memahami dampak dari emosi yang timbul itu maka
kita mengetahui apa yang akan terjadi dari emosi yang ada tersebut.
3. Tenangkan
dan buang emosi negatif yang timbul dan berfikirlah secara dan lebih berfikir
ke dampak dari pelampiasan emosi negatif
itu sendiri.
4. Berpikirlah
dari sudut orang yang tertekan dampak dari emosi dan ego kita dan kita secara
dingin untuk mengenai.
5. Berusaha
mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini bahwa kita bisa berhasil
menangani emosi ini sebelumnya dan bergembira kita mengambil tindakan untuk
menanganinya.
6. Lakukan
terus dan ingatlah kegagalan adalah pengalaman terbaik di mana kita bisa
belajar untuk menutupi kekurangan yang ada dalam kita sendiri dan itu adalah
kemampuan kita dalam mengelola emosi.
Cara
2 :
1. Tidak
suka mengolok-ngolok dan berbentuk sangka terhadap orang lain.
2. Tidak
iri dan dengki.
3. Tidak
sombong.
4. Tidak
kikir dan pelit.
5. Tidak
tamak.
6. Tidak
menfitnah.
7. Tidak
melakukan kejahatan.
8. Ikhlas.
9. Sabar.
10. Suka
berkorban.
11. Pandai
Bersyukur.
12. Mau
bertobat dan mengadakan perbaikan.
13. Mampu
mengendalikan hawa nafsu.
- Manfaat Mengendalikan Diri.
Manfaat
yang di peroleh dari keberhasilan seseorang dalam mengendaliandirinya dengan
baik, antara lain :
1. Akan
meningkatkan sifat lebih sabar, bersyukur , dapat meningkatkan komunikasi
positif dilingkungan masyarakat sehingga di peroleh suasana tenang.
2. Akan
lebih dapat menimbangkan pencukupan kebutuhan hidup yang sesuai dengan
kemampuan diri dan meningkatkan rasa syukur atas nikmat yang di berikan pada
Tuhan kepada-Nya.
3. Dapat
mengurangi rasa gelisah, cemas, iri dan tidak puas yang dapat terjadi pada
semua tingkatan.
BAB
III
PENUTUP
- Simpulan.
Jadi menurut pengertian di atas pengendalian
diri adalah perasaan yang timbul dalam diri kita sendiri secara alami bisa
berupa amarah, sedih, benci, cinta, bosan, dan suatu hal yang merupakan efek
atau respon yang terjadi dari sesuatu yang kita alami, itulah yang di sebut
emosi.
Manfaat
mengendalikan diri itu sendiri dapat meningkatkan komunikasi yang positif di
lingkungan masyarakat, dapat pula menimbangkan pencukupan kebutuhan hidup yang
sesuai dengan kemampuan diri, serta dapat mengurangi rasa gelisah dan tidak
puas yang mungkin dapat terjadi pada semua tingkatan.
Dari
beberapa pengertian diatas ada beberapa cara untuk mengendalikan diri, seperti tidak
iri,tidak sombong, sabar, ikhlas, mampu mengendalikan hawa nafsu, dan selalu
bersyukur.
maksih udah memberikan informasi tentang pengendalian diri ..
BalasHapusaku bisa tahu manfaat mengendalikan diri
bagus banget, jadi kita bisa mengendalikan diri ketika marah
BalasHapuspengendalian dirine umi....hahahaha
BalasHapus